Senin, 30 November 2015

Kajian LOTO (Lock Out Tag Out)


         Banyak kejadian kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian (fatality) di tempat kerja karena bekerja dengan peralatan atau mesin yang memiliki sumber tenaga yang tidak diputuskan atau dimatikan sebelum bekerja dengan peralatan atau mesin tersebut. Peralatan dan mesin tersebut diantaranya adalah motor listrik, pompa, mesin pemotong, peralatan dengan system hidrolik, pipa uap panas bertekanan tinggi, dan peralatan serta mesin yang bertenaga lainnya. Perlindungan dilakukan dengan mengisolasi energy berbahaya atau dengan cara penguncian, pemasangan pengaman dan label pada sumber-sumber energy yang dapat mencederai seseorang.

Gambar 1.1  Contoh dari LOTO

        Proses LOTO (Lock out Tag out) merupakan persyaratan minimum yang harus diterapkan pada seluruh fasilitas apabila pegawai atau mitra kerjanya melakukan pekerjaan pada tempat kerja di mana pelepasan energi berbahaya sangat mungkin dapat terjadi, seperti pada situasi berikut:
-          Mesin/peralatan proses baru yang hendak dibeli dan dipasang
-          Peralatan yang ada sedang dimodifikasi, diperbaiki, direnovasi atau diganti
-          Alat pengisolasi energy sedang diperbaiki, dimodifikasi, direnovasi, atau diganti.
Karyawan atau tenaga kerja merupakan subyek faktor produksi yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan bisnis dalam berbagai kegiatan industri. Bahkan berhasil tidaknya suatu bisnis, efisien dan efektif tidaknya suatu bisnis ditentukan oleh sumber daya manusia yang berperan serta dalam bisnis itu sendiri. Untuk itu sumber daya manusia harus mendapat perhatian dengan seksama, agar mereka dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam pekerjaan mereka. Bentuk perlakuan tersebut antara lain adalah kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan selama mereka melakukan tugas kekaryaannya. Secara langsung maupun tidak, perlakuan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh pada produktivitas karyawan yang bersangkutan. 
Dalam pekerjaan, terkadang kecelakaan kerja bisa terjadi,tidak terkecuali di bidang kelistrikan atau kecelakaan yang biasa kita jumpai adalah tersengat listrik. Sengatan listrik (electrocution, electrical shock) suatu proses terjadinya arus listrik dari luar ke tubuh. Sengatan listrik dapat terjadi karena kontak dari tubuh manusia dengan sumber tegangan yang cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan arus melalui otot atau rambut. Ketika tersengat listrik, terdapat beda potensial (arus dari potensial tinggi ke rendah) sehingga muncul tegangan listrik antara tubuh dan lingkungan kita. Apabila kecelakaan tersebut terjadi, maka perlu diambil berbagai tindakan untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) serta tindak lanjutnya yang sesuai agar dapat meminimalisir resiko akibat kecelakaan kerja.

1.           Pengertian Kajian LOTO
Lock Out Tag Out atau biasa disingkat dengan LOTO merupakan system pengamanan dalam bekerja dengan mematikan sumber energi, menguncinya (Lock) dan memberikan tanda (Tag). LOCK adalah system penguncian sumber energi setelah sumber energi dimatikan agar tidak bisa dioperasikan sedangkan TAG adalah alat komunikasi untuk menyampaikan bahwa sedang dilakukan suatu pekerjaan dan jangan dioperasikan.

Proses prosedur pelaksanaan LOTO dengan peran dan tanggung jawab terkait dari pelaksana proses, dan infrastruktur yang diperlukan bagi berjalannya proses.
Definisi Khusus :
1.      Pegawai berwenang: Petugas yang mengunci/memblok/memasang label pada mesin, fasilitas proses produksi atau peralatan listrik untuk melakukan perbaikan, pemeliharaan atau modifikasi pada peralatan tersebut. Pegawai berwenang dan operator mungkin saja orang yang sama apabila tugas operator juga termasuk melaksanakan pekerjaan itu. Pegawai berwenang termasuk tetapi tidak terbatas kepada petugas listrik, mekanik atau orang yang bertanggung jawab dalam penerapan prosedur penguncian dan pemasangan label, seperti; penyelia pemeliharaan, mandor/penyelia pelaksana pekerjaan.
2.      Berenergi: Berhubungan dengan suatu sumber energi, atau mengandung energi sisa atau tersimpan.
3.      Alat pengisolasi energi: Alat mekanis yang secara fisik mencegahpemindahan atau pelepasan energi, termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut: Pemutus arus listrik yang dioperasikan secara manual; slip buta /buntu; katup lurus; katup blok dan setiap alat serupa yang digunakan memblok atau mengisolasi energi. Istilah tersebut tidak termasuk tombol tekan, sakelar pilih, dan peralatan jenis sirkuit kontrol lainnya.
4.      Sumber energi: Setiap sumber listrik, mekanik, hidrolik, pneumatik, kimia, panas atau energi lain.
5.      Penguncian: Pemasangan gembok pada alat pengisolasi energi, sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan, untuk memastikan bahwa alat pengisolasi energi dan peralatan yang sedang dikendalikan tidak dapat dioperasikan hingga alat pengunci itu dilepas.
6.      Alat pengunci: Suatu alat yang dapat mengunci, dapat berupa gembok dan anak kuncinya atau kunci kombinasi, untuk menahan suatu alat pengisolasi energi pada posisi aman dan mencegah pelepasan energi pada mesin atau peralatan.
7.      Perawatan dan pemeliharaan: Kegiatan ditempat kerja, seperti:  pekerjaan konstruksi, pemasangan, penempatan, penyetelan pemeriksaan, pengubahan dan pemeliharaan dan/atau perbaikan   mesin atau peralatan. Kegiatan ini meliputi pekerjaan pelumasan, pembersihan, perbaikan kemacetan mesin atau peralatan dan penyetelan atau pengubahan alat, dimana pegawai mungkin terpapar dengan energi yang tidak diharapkan, atau mesin hidup dan terjadi pelepasan energi berbahaya.
8.      Pemasangan label: Memasang suatu label   pada suatu alat pengisolasi energi   untuk melarang orang   mengoperasikan atau mengalirkan energi pada suatu peralatan yang sedang dirawat, dipelihara, diperbaiki, dimodifikasi atau   dikontrol tanpa izin.
9.      Label: Suatu tanda peringatan yang jelas, berupa label dan perlengkapannya yang dapat dipasangkan dengan kuat pada alat pengisolasi energi sehingga dapat menunjukkan bahwa alat pengisolasi energi dan peralatan yang sedang dikendalikan tidak boleh dioperasikan hingga label dilepas.
10.  Memblok: Memasang suatu alat guna mencegah gerakan energi, mesin atau peralatan.

2.           Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja secara umum mencakup  suasana dan lingkungan kerja yang menjamin kesehatan dan keselamatan karyawan agar tugas pekerjaan perusahaan dapat berjalan lancar.  Arti kesehatan dan keselamatan kerja adalah:
  1. Menciptakan suasana dan lingkungan kerja:
Kondisi fisik gedung dan segala peralatan yang dimiliki sebagai sarana untuk melaksanakan tugas karyawan.Kondisi non fisik, seperti suasana hubungan kerja antar sesama karyawan baik secara horisontal maupun vertikal. Hubungan horisontal menggambarkan hubungan kerja yang baik antar sesama karyawan yang menduduki posisi yang sama. Hubungan vertikal berarti tercipta hubungan timbal balik yang baik antara bawahan dengan atasan.
  1. Menjamin keselamatan dan kesehatan karyawan, sehingga menciptakan rasa aman dari ancaman bahaya yang ditimbulkan oleh berbagai sumber bahaya, berupa mesin dan seluruh fasilitas produksi, bahan baku, konstruksi bangunan, instalasi listrik dan peralatan lainnya.
  2. Ruangan atau lapangan ( space)  di mana orang dapat bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja. Jadi tempat kerja adalah ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian integral atau hubungan dengan tempat kerja.

3.          Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja
          Tujuan akhir kesehatan dan keselamatan adalah produktivitas tenaga kerja yang tinggi sehingga perusahaan dapat bekerja efisien. Produktivitas tenaga kerja yang tinggi dapat dilakukan bila tenaga kerja terjamin kesehatan dan keselamatan kerjanya. 
             Keselamatan kerja banyak dipengaruhi oleh suasana dan keadaan lingkungan kerja dalam perusahaan, misalnya: perlunya penerangan lampu yang memadai, sirkulasi udara yang menjamin kesegaran kerja, lantai yang tidak licin, mesin-mesin dan fasilitas produksi yang aman dari bahaya. Sedangkan kesehatan kerja lebih dititik beratkan pada lingkungan yang mendukung para tenaga kerja terjamin kesehatannya, misalnya: ruangan yang bebas debu, ventilasi udara yang baik, bebas dari gas yang membahayakan. Hal ini berkaiatan erat dengan kebijakan perusahaan secara keseluruhan, dalam arti upaya menciptakan suasana dan kondisi kerja yang berkaitan dengan rancang bangun gedung dan keseluruhan fasilitas produksi yang akan digunakan. 

Secara umum kecelakaan kerja dapat terjadi karena berbagai faktor:
  • Keadaan pekerja sendiri ( human factor/human error )
  • Mesin dan alat-alat kerja ( machine and tools condition )
  • Keadaan lingkungan kerja ( work environment )
 Keadaan pekerja sendiri (human error)
Keadaan karyawan meliputi: sikap, sifat dan tingkah laku karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Ada kalanya sikap, sifat dan pendidikan mempengaruhi cara kerja seseorang. Namun yang dimaksudkan disini adalah sifat-sifat dan tingkah laku seseorang karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Ada karyawan yang bersikap hati-hati dan teliti, namun ada pula yang bersifat ceroboh dan tidak sabar. Sebenarnya sudah sejak awal penerimaan karyawan hal ini harus sudah diujikan, agar tiap orang memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan sifatnya. Misalnya: seorang yang cenderung senang kerja malam hari. Jadi pihak manajemen sejak awal sudah harus menempatkan pegawai pada pekerjaan yang tepat sesuai dengan sifatnya.
Demikian pula keadaan seorang karyawan yang mempunyai suara halus, penampilan menarik dan murah senyum, sebaiknya ditempatkan di bagian pemasaran, penerima tamu atau  receptionis.  Tentu saja penempatan kerja tetap harus disesuaikan dengan minat dan bakat yang dimiliki seseorang. Hal ini akan mengurangi kecelakaan kerja yang dapat merugikan perusahaan.
 Keadaan Mesin dan Alat-alat Kerja (Machine & Tools Condition)
Mesin dan peralatan produksi dapat merupakan sumber kecelakaan kerja. Bukan saja sifat-sifat dari mesin dan peralatan produksi itu sendiri, tetapi tata letak ( layout ) juga dapat menunjang keselamatan kerja. Misalnya: alat kontrol suhu  yang tidak berfungsi. Oleh karena itu pihak manajemen harus memberikan perhatian terhadap kondisi mesin dan peralatan serta  layout  yang baik agar tercapai lingkungan kerja yang aman.
 Keadaan Lingkungan Kerja (Work Environment)
Lingkungan kerja sangat mempengaruhi  morale  (suasana kerja) para karyawan, baik lingkungan kerja fisik maupun lingkungan kerja yang bersifat rohani. Dalam hal ini lingkungan kerja fisik yang baik akan mempertinggi produktivitas kerja, disamping mengurangi kelelahan , yang berarti dapat menaikkan produksi, sehingga biaya persatuan menjadi efisien. Faktor-faktor lingkungan kerja fisik yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah:
  1. Penerangan cahaya
  2. Ventilasi untuk sirkulasi udara segar
  3. Pemeliharaan rumah tangga ( house keeping ) misalnya: lantai bersih, ruangan wangi, suasana menyenangkan dan taman yang indah.
Keadaan lingkungan fisik yang tidak baik akan menimbulkan hal yang sebaliknya. Misalnya: tata letak ruangan yang terlalu sempit akibat  plant layout  yang salah, penempatan peralatan kerja yang tidak menyenangkan dan tidak menimbulkan gairah kerja yang baik. Pihak manajemen harus selalu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan. Apabila kondisi kesehatan dan keselamatan kerja karyawan kurang memadai, perlu diperbaiki, caranya tergantung pada faktor yang mempengaruhinya.
  Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh kombinasi  antara tingkah laku manusia, kondisi fisik perusahaan  maupun oleh mesin dan alat kerja atau alat produksi atau oleh salah satu diantaranya.

4.        Pengertian Sengatan Listrik
Sengatan listrik (electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara sederhana tersetrum dapat dikatakan sebagai suatu proses terjadinya arus listrik dari luar ke tubuh. Sengatan listrik dapat terjadi karena terjadinya kontak antara bagian tubuh manusia dengan suatu sumber tegangan listrik yang cukup tinggi sehingga mampu mengakibatkan arus listrik melalui tubuh manusia tepatnya melalui otot. Selain itu arus ini sifatnya mengalir dari potesial tinggi ke potensial rendah. Dalam kasus sehari- hari sumber tegangan listrik ini memiliki potensial tinggi, sementara bumi tempat berpijak memiliki potensial rendah. Jadi, tegangan ini ingin mengalirkan arusnya ke bumi. Pada saat terjadi kontak antara manusia dengan sumber tegangan saat manusia ini menginjak bumi, maka tubuh manusia ini akan menjadi suatu konektor antara sumber tegangan dengan bumi. Perlu diingat bahwa tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, sehingga tubuh manusia merupakan konduktor yang baik.
Tersetrum adalah fenomena yang terjadi karena adanya arus yang resistansi dengan plasma darah dalam tubuh kita. Arus terjadi karena ada perpindahan elektron dan proton, pergerakan arus yang terhambat akan menghasilkan energy panas. Sakit yang ditimbulkan akibat sengatan listrik disebabkan karena elektron akan berpindah semakin cepat jika ada hambatan. Elektron yg bertumpuk pada plasma darah dan tidak bisa keluar maka akan terjadi panas dan terbakar, sehingga system syaraf menstimulasi otak bahwa hal tersebut adalah sengatan listrik.

Akibat Sengatan Listrik
Penyebab tersetrum bukanlah tegangan listrik, tetapi karena adanya arus listrik yang mengalir. Sebenarnya arus listrik pun memang sudah ada di tubuh kita sebagai pengantar informasi dari indera ke otak (seperti sensor dan prosesor).
Listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Dengan listrik arus searah jika kita memegang hanya kabel positif (tapi tidak memegang kabel negatif), listrik tidak akan mengalir ke tubuh kita (kita tidak terkena strum). Demikian pula jika kita hanya memegang saluran negatif.
Seseorang bisa tersengat listrik karena ada banyak kemungkinan,antara lain :
– Menyentuh kabel telanjang berarus listrik
– Menyentuh kabel berarus yang isolasinya rusak
– Kegagalan peralatan
– Terkena muatan listrik statis
– Disambar petir (akan dibahas khusus dalam proteksi petir)
Arus listrik menimbulkan gangguan karena rangsangan terhadap saraf dan otot. Energi panas yang timbul akibat tahanan jaringan yang dilalui dapat menyebabkan luka bakar. Luka bakar ini timbul dapat akibat dari bunga api listrik yang suhunya dapat mencapai 2.500 derajat celcius. Tegangan lebih dari 500 volt merupakan risiko tinggi terhadap keselamatan jiwa.
Arus bolak-balik menimbulkan rangsangan otot berupa kejang-kejang. Bila arus tersebut melalui jantung, kekuatan sebesar 60 milliamper saja sudah cukup untuk menimbulkan gangguan jantung (fibrilasi ventrikel).
Faktor utama yang menyebabkan kejut listrik
1. Besarnya sifat penahan dari badan manusia
2. Lintasan arus listrik dari titik awal terkenanya dan titik akhir penyaluran arus

Akibat dari sengatan listrik bisa bermacam-macam yaitu:
Ø  Sekedar terkejut
Ø  Luka bakar
Ø  Epilepsi/ayan
Ø  Membuat jantung berhenti berdenyut,serangan jantung,dan masalah pada irama jantung (arrhythmias)
Ø  Otot berkontraksi (mengerut) dan kesakitan
Ø  Tidak sadar diri/pingsan
Ø  Pernafasan berhenti karena pusat saraf yang mengatur pernafasan menjadi lumpun
Ø  Kematian
Jika ada orang yang tersengat listrik, segera hubungi pertolongan medis jika tanda-tanda atau gejala-gejala di bawah ini tampak pada korban:serangan jantung,masalah pada irama jantung (arrhythmias),kegagalan bernafas,sakit dan kontraksi pada otot,epilepsi/ayan,kesemutan dan rasa geli,tidak sadar/pingsan.

5.          Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Akibat Sengatan Listrik
Tata cara pertolongan pertama sebelum penderita ditangani adalah:
1. Segera bertindak dengan mematikan aliran listrik. Cabut steker,atau matikan sekring/MCB pusat. Kemudian minta seseorang untuk mencari bantuan,memanggil ambulans,atau pertolongan lain.
2. Jauhkan penderita dari sumber listrik. Untuk dapat memegang penderita tanpa kesetrum anda memerlukan benda yang tidak bisa mengantarkan listrik. Gunakan misalnya, sarung tangan karet yang kering (air juga dapat mengantarkan listrik), atau tongkat sapu. Setelah itu, segera pindahkan korban ke tempat aman serta bersirkulasi udara lancar. Baringkan korban lalu evaluasi kesadaran penderita apakah sadar atau tidak, serta periksa denyut nadi dan pernapasannya.
3. Periksa denyut nadi di lehernya. Jika tidak ada tanda-tanda setelah 5 detik, tekan dadanya sebanyak 5 kali dengan kedua telapak tangan Anda –telapak tangan kiri berada di atas dada dan yang lain di atas punggung tangan kiri. Pastikan posisi tangan Anda berada satu garis dengan putingnya. Periksa lagi. Jika tetap tidak ada. Ulangi.
4. Untuk pernapasan buatan, mungkin karena pertimbangan tertentu, bisa tidak dilakukan lewat mulut. Pembuatan nafas buatan boleh disalurkan lewat hidung korban. Kalau setelah dilakukan pernapasan buatan, ternyata paru-paru juga tidak mengembang, periksa mulut, hidung, dan kerongkongan. Mungkin ada sesuatu yang menghambat aliran udara untuk masuk. Bila penderita masih bernapas dengan normal baringkan dengan posisi sisi mantap. Yaitu miringkan penderita ke sisi kanan, tangan kiri penderita letakkan di pipi kanan. Hal ini dilakukan supaya penderita bisa bernapas spontan (tidak tertutup oleh lidah ). 

Daftar Referensi 
•https://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/industrial-electrical-safety-dicussion.pdf

1 komentar:

  1. MGM Grand Casino - Mapyro
    MGM Grand Hotel Casino. 0.1 양주 출장안마 mi. Distance to Museum Museum of Art & 제주 출장마사지 Culture. 사천 출장안마 0.3 mi. from Museum of Art and Culture. Directions. Map of Museum 청주 출장마사지 of  속초 출장안마 Rating: 3 · ‎8 reviews

    BalasHapus